5-penilaian-kinerja

5 Contoh Penilaian Kinerja Karyawan yang bisa Anda Terapkan

Salah satu contoh penilaian kinerja karyawan yang baik adalah dimana penilaian tersebut dapat menjadi salah satu proses penting yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu, mulai dari satu bulan, enam bulan, atau bahkan satu tahun. 

Proses ini bukan hanya bisa membantu perusahaan untuk memahami sejauh mana karyawan memberikan kontribusi, tapi juga memeriksa kebutuhan pelatihan, memberikan umpan balik, hingga menetapkan strategi atau mengambil keputusan manajemen. 

Walaupun begitu, masing-masing perusahaan pastinya mempunyai contoh penilaian kinerja karyawan dengan indikator yang disesuaikan dengan target atau tujuan. Ingin tahu apa saja indikator hingga contohnya? Mari simak pembahasan berikut dengan seksama!

Apa Itu Penilaian Kinerja Karyawan?

single image

Penilaian Kinerja Karyawan atau Performance Appraisal adalah proses yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Proses penilaian ini menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menaikkan gaji, memberikan promosi jabatan kepada karyawan hingga keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Jadi, melalui Penilaian Kinerja Karyawan, perusahaan bisa mengetahui mana karyawan yang produktif dan karyawan yang bekerja secara tidak maksimal. Faktanya, penelitian yang dilakukan oleh Gallup menggambarkan dampak besar dari ketidakterlibatan karyawan terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan di Amerika Serikat. 

Berdasarkan 70% karyawan yang tidak mencapai potensi penuh mereka, ada 52% pekerja yang hanya mengerjakan tugas minimum dan 18% karyawan yang bekerja melawan kepentingan atasan. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi perusahaan yang diperkirakan antara US$450 miliar hingga $550 miliar per tahun.

Oleh karena itu, Penilaian Kinerja Karyawan diadakan untuk memudahkan perusahaan dalam mempertahankan karyawan potensial, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mengembangkan strategi guna meningkatkan kinerja mereka. 

Selain itu, karyawan yang merasa diperhatikan dan didukung perusahaan cenderung lebih termotivasi dalam pekerjaan mereka. Jadi, penilaian kinerja yang baik bisa menjadi langkah penting untuk mencapai kinerja optimal dan kesuksesan jangka panjang perusahaan.

Baca Juga9 Tahapan Proses Rekrutmen Efektif 2024, HR Wajib Tahu!

Indikator Penilaian Kinerja Karyawan

single image

Peter Capelli dalam jurnalnya menyebutkan bahwa, Evaluasi kinerja memiliki dampak besar pada hasil karyawan, seperti bonus, kenaikan gaji berdasarkan kinerja, promosi, serta keputusan untuk meninggalkan perusahaan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penilaian tersebut dalam hubungan kerja yang bersifat relasional dan terbuka.

Maka dari itu, Masing-masing perusahaan perlu menentukan indikator yang berbeda pada Penilaian Kinerja Karyawan mereka dan disesuaikan oleh target atau tujuan perusahaan. Adapun berikut adalah indikator yang paling umum, antara lain:

1. Tepat Waktu

Indikator pertama adalah tepat waktu yang biasa digunakan oleh perusahaan dengan deadline atau tenggat waktu yang ketat. Indikator ini menilai tentang kedisiplinan karyawan dalam mematuhi jadwal kerja yang sudah ditetapkan. Karyawan yang datang dan mengerjakan tugas tepat waktu akan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan. 

Maka dari itu, mengevaluasi ketepatan sebagai bagian dari Penilaian Kinerja Karyawan bisa membantu perusahaan untuk memastikan karyawan bekerja secara profesional. 

2. Tanggung Jawab

Tanggung jawab menjadi salah satu aspek penting dalam penilaian yang mencerminkan kualitas karyawan dalam menyelesaikan tugas atau keputusan yang diberikan kepada mereka. Karyawan yang bertanggung jawab biasanya akan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul. 

Maka dari itu, indikator ini diberikan untuk mengidentifikasi karyawan yang bisa diandalkan dalam menjalankan tugas. 

3. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan

Kualitas dan kuantitas pekerjaan menjadi dua indikator yang saling terkait. Kuantitas pekerjaan berisi tentang seberapa banyak pekerjaan yang berhasil diselesaikan oleh karyawan dalam periode waktu tertentu. Sementara itu, kualitas pekerjaan berarti seberapa baik pekerjaan tersebut dikerjakan. 

Seorang karyawan yang unggul dalam kuantitas pekerjaan bisa menyelesaikan tugas dengan cepat, tetapi kualitasnya perlu ditanyakan. Sebaliknya, karyawan yang menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi, tetapi kuantitasnya pasti terbatas. 

Maka dari itu, dalam penilaian kinerja penting untuk mengetahui apakah kuantitas dan kualitas pekerjaan karyawan seimbang atau tidak.

4. Kehadiran

Tingkat kehadiran menggambarkan kedisiplinan dan komitmen karyawan dalam mengerjakan tugasnya. Selain itu, indikator ini juga berguna untuk menilai seberapa patuh karyawan terhadap peraturan perusahaan terkait waktu kerja. Terlebih, kehadiran yang konsisten bisa memastikan kelancaran operasional perusahaan dan memastikan pencapaian target atau tujuan. 

Biasanya dalam penilaian kinerja, kehadiran dinilai berdasarkan jumlah hari kerja yang dihadiri, jumlah keterlambatan, dan absensi tanpa alasan. 

5. Perilaku 

Indikator perilaku biasanya terdiri dari interaksi di tempat kerja, sikap terhadap atasan atau rekan kerja, hingga etika kerja. Perilaku yang positif di tempat kerja biasanya mencakup sikap profesional dan ramah terhadap rekan, atasan, maupun klien. Sebaliknya, perilaku negatif, seperti ketidakpatuhan terhadap kebijakan perusahaan, konflik interpersonal, hingga sikap tidak proaktif akan berdampak buruk terhadap produktivitas perusahaan. 

Oleh karena itu, Penilaian Kinerja Karyawan ada untuk mengidentifikasi perilaku yang positif dan memberikan umpan balik hingga penghargaan kepada karyawan yang kinerjanya baik.

Contoh Penilaian Kinerja Karyawan

Setelah mengetahui apa itu Penilaian Kinerja Karyawan dan berbagai indikatornya, kini Anda juga perlu tahu contoh yang biasa digunakan oleh perusahaan. Contoh ini menggunakan beberapa metode Penilaian Kinerja Karyawan, antara lain:

1. Traditional Assessment 

Penilaian kinerja tradisional biasanya berupa proses formal yang melibatkan atasan langsung untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Kedua belah pihak nantinya akan mendiskusikan tentang hasil pekerjaan karyawan hingga tanggung jawab yang berhasil dijalankan. Sistem penilaian ini dinilai sederhana, mudah dan murah untuk dilakukan.

Contoh, seorang manajer penjualan bisa mengevaluasi kinerja seorang sales executive berdasarkan target penjualan bulanan, kualitas hubungan dengan pelanggan, hingga kemampuan dalam menangani keluhan yang muncul. Setelah evaluasi, manajer tersebut akan memberikan umpan balik dalam pertemuan evaluasi kinerja. 

2. Management by Objectives (MBO)

Selanjutnya ada Management by Objectives (MBO) berupa pendekatan penilaian kinerja yang menekankan penetapan tujuan yang terukur, spesifik, relevan, bisa dicapai, dan dalam waktu terbatas. Pada metode penilaian ini karyawan dan atasan akan bekerja sama untuk menetapkan tujuan bersama yang digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja. 

Contoh, dalam sebuah perusahaan teknologi ada seorang software engineer yang mempunyai tujuan MBO untuk merilis aplikasi versi terbaru dalam lima bulan. Tujuan ini nantinya akan diukur berdasarkan kualitas aplikasi, jumlah fitur terbaru, hingga tepatnya perilisan aplikasi. Nantinya setiap bulan, software engineer akan memantau kemajuan proyek dan melakukan evaluasi pada akhir periode. 

3. 360 Degree Feedback

360 Degree Feedback adalah metode penilaian untuk mendapatkan umpan balik dari orang-orang yang ada di sekitar karyawan tersebut, termasuk rekan kerja, bawahan, atasan hingga pelanggan. Pendekatan ini nantinya memberikan gambaran yang lebih luas dan dari berbagai perspektif yang berbeda.  

Contoh Penilaian Kinerja Karyawan ini adalah ketika seorang manajer proyek dinilai oleh tim, atasan, dan pelanggan yang terlibat dalam proyek tersebut. Rekan kerjanya memberikan umpan balik tentang kemampuan manajerial, atasan fokus pada pencapaian target, sedangkan pelanggan tentang kualitas hasil proyek serta kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan. 

4. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)

Penilaian kinerja ini mengukur pekerjaan secara kualitatif dan kuantitatif serta berdasarkan perilaku yang dikaitkan dengan tingkat kinerja tertentu. BARS sendiri menjadi metode dengan rating scale atau skala penilaian yang paling umum digunakan oleh perusahaan. 

Contoh, seorang pelayan restoran dengan metode BARS, perilakunya akan dinilai seperti kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan deskripsi mulai dari sangat baik hingga sangat buruk. 

5. Human-Resource (Cost) Accounting Method

HR Accounting Method adalah penilaian kinerja yang berdasarkan dampak finansial dari kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Metode ini berguna untuk mengukur dan menghitung nilai ekonomis seorang karyawan, mulai dari biaya perekrutan, pelatihan, dan mempertahankan mereka. Biasanya, HR Accounting Method dilakukan untuk membuat keputusan tentang penghargaan, kenaikan gaji, hingga promosi jabatan. 

Contoh, Karyawan A berhasil menghemat biaya bulanan sebesar Rp5 juta dengan cara mengelola stok, sedangkan Karyawan B mempunyai penjualan bulanan yang lebih tinggi, tetapi menyebabkan biaya tambahan sebesar Rp 3 juta karena kurang bisa mengelola persediaan.

Dalam HR Accounting Method, manajer toko menilai bahwa kontribusi ekonomis Karyawan A lebih tinggi daripada Karyawan B karena berhasil mengurangi biaya operasional. Oleh karena itu, Karyawan A mungkin akan diberikan penghargaan, sedangkan Karyawan B mungkin diberikan bimbingan atau pelatihan

Kesimpulan 

Penilaian Kinerja Karyawan adalah proses penting yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi produktivitas karyawan dalam sebuah perusahaan. Indikator penilaian kinerja karyawan meliputi ketepatan waktu, tanggung jawab, kuantitas dan kualitas pekerjaan, kehadiran, serta perilaku kerja sehari-hari. 

Contoh Penilaian Kinerja Karyawan sendiri mencakup metode Traditional Assessment, Management by Objectives (MBO), 360 Degree Feedback Behaviorally, Anchored Rating Scale (BARS), dan Human-Resource (Cost) Accounting Method.

Jika ingin mendapatkan talent terbaik untuk perusahaan Anda dengan mudah, Talent Club adalah platform yang tepat! Caranya sangat mudah, yaitu cukup daftarkan akun perusahaan, tambahkan detail lowongan, dan pasang lowongan di Talent Club. Bersama Talent Club, Anda bisa menjangkau kandidat berkualitas dan mempercepat proses rekrutmen. Daftar dan temukan talenta terbaik untuk perusahaan Anda sekarang juga!

Wahyu Dwi

Categories:

Educational

Share on:

To the top

Related Posts

Recent Posts