Retensi Karyawan Adalah : Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghitungnya
Retensi karyawan adalah salah satu strategi yang krusial untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan. Hal yang satu ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk melangsungkan kinerja yang optimal dengan formasi bisnis yang solid.
Berkebalikan dengan turnover, retensi ini menjadi upaya perusahaan untuk membangun loyalitas karyawan mereka. Maka dari itu, penting sekali bagi Anda yang mungkin menggeluti bidang pengelolaan SDM di perusahaan untuk memahami hal ini. Simak sampai akhir ya! Kita akan ulas tentang apa itu retensi karyawan, apa penyebab retensi yang rendah dan bagaimana cara mengelolanya!
Apa itu Retensi Karyawan?
Bayangkan apa yang terjadi ketika perusahaan begitu mudah kehilangan karyawannya atau mengalami tingkat turnover yang tinggi. Tentu hal ini akan mengganggu kinerja operasional perusahaan. Tingginya tingkat turnover karyawan dapat berdampak negatif pada produktivitas, moral, dan pengetahuan kelembagaan, yang menyebabkan biaya signifikan dan hilangnya pendapatan.
Nah, untuk itu ada namanya strategi retensi. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, retensi adalah penyimpanan atau penahanan atas dasar nilai kegunaannya. Jika diartikan lebih lanjut, retensi karyawan adalah upaya perusahaan mempertahankan karyawan. Salah satunya agar karyawan juga terus dapat memaksimalkan potensinya demi mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kepuasaan karyawan pada perusahaan.
Baca Juga: 5 Contoh Penilaian Kinerja Karyawan yang bisa Anda Terapkan
Penyebab Retensi Karyawan yang Rendah
Retensi karyawan yang rendah, di mana karyawan sering keluar dari perusahaan, dapat menjadi masalah besar bagi organisasi. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif. Apa saja yang bisa memicu rendahnya retensi karyawan?
Kompensasi dan Benefit yang Tidak Kompetitif
Karyawan yang merasa gaji dan tunjangan mereka tidak sepadan dengan kontribusi mereka atau tidak sebanding dengan perusahaan lain di industri yang sama cenderung mencari peluang di tempat lain.
Selain itu, daftar benefit yang tidak memadai, seperti kurangnya cuti berbayar, asuransi kesehatan, atau program pensiun, dapat membuat karyawan merasa tidak dihargai dan tidak diurus.
Hal-hal ini yang kemudian bisa menyebabkan retensi karyawan menjadi rendah. Kemudian akan berujung kepada turnover karyawan yang tinggi.
Peluang Pengembangan Karir yang Terbatas
Selanjutnya, yang menjadi penyebab rendahnya retensi karyawan adalah kurangnya kesempatan promosi. Karyawan yang merasa tidak ada peluang untuk maju dalam perusahaan mereka cenderung merasa bosan dan tidak termotivasi.
Kurangnya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru juga bisa membuat karyawan merasa stagnan dan tidak dihargai. Leapsome mengungkapkan bahwa memberikan kesempatan untuk pengembangan dan pembelajaran profesional dapat meningkatkan kepuasan dan retensi kerja.
Lingkungan Kerja yang Buruk
Budaya perusahaan yang negatif juga mempengaruhi retensi karyawan. Budaya perusahaan yang toksik, di mana karyawan merasa tidak dihormati, dilecehkan, atau didiskriminasi, dapat menyebabkan turnover yang tinggi.
Karyawan yang bekerja terlalu banyak jam atau tidak memiliki fleksibilitas dalam jadwal mereka mungkin merasa kewalahan dan stres, yang dapat menyebabkan mereka mencari pekerjaan lain dengan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Karyawan yang merasa tidak aman atau tidak sehat di tempat kerja cenderung tidak bahagia dan tidak produktif, dan mereka mungkin mencari pekerjaan di tempat lain.
Berdasarkan riset People Managing People, budaya perusahaan yang solid dan baik bisa meningkatkan retensi karyawan sebanyak 27%.
Kurangnya Pengakuan dan Penghargaan
Kurangnya umpan balik dan pengakuan juga menjadi penyebab rendahnya retensi. Karyawan yang merasa pekerjaan mereka tidak diakui atau dihargai cenderung merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi. Data dari People Managing People menunjukkan bahwa adanya reguler feedback bisa meningkatkan kepuasaan karyawan sebanyak 30%.
Selain itu, jika terdapat kurangnya peluang untuk maju. Seperti kenaikan gaji atau promosi, dapat membuat karyawan merasa stagnan dan tidak dihargai.
Cara Menghitung Retensi Karyawan
Tingkat retensi karyawan adalah metrik penting untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Berikut cara menghitungnya beserta contoh:
Rumus:
Tingkat Retensi Karyawan = (Jumlah Karyawan di Akhir Periode – Jumlah Karyawan Baru) / Jumlah Karyawan di Awal Periode x 100%
Langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
- Tentukan periode waktu (biasanya tahunan)
- Hitung jumlah karyawan di awal periode
- Hitung jumlah karyawan di akhir periode
- Hitung jumlah karyawan baru yang bergabung selama periode tersebut
- Aplikasikan rumus di atas
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut untuk tahun 2023:
– Karyawan di awal tahun: 500
– Karyawan di akhir tahun: 480
– Karyawan baru yang bergabung: 50
Perhitungan:
Tingkat Retensi = (480 – 50) / 500 x 100%
= 430 / 500 x 100%
= 0.86 x 100%
= 86%
Interpretasi:
Tingkat retensi 86% menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan 86% karyawannya selama tahun 2023.
Strategi untuk Mengatasi Retensi Karyawan
Mempertahankan karyawan terbaik bagaikan memiliki harta karun bagi perusahaan. Mereka adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Karyawan yang loyal dan terampil akan meningkatkan produktivitas, meminimalisir biaya rekrutmen dan pelatihan, serta menciptakan budaya kerja yang positif.
Oleh karena itu, strategi efektif retensi karyawan adalah hal yang perlu diterapkan oleh perusahaan. Berikut beberapa langkah jitu yang bisa dilakukan:
Memberikan Penghargaan dan Benefit yang Sesuai
Menciptakan budaya kerja yang positif dan penuh penghargaan menjadi langkah meningkatkan retensi. Bangun lingkungan kerja yang suportif, kolaboratif, dan di mana karyawan merasa dihargai dan didengarkan. Berikan pengakuan dan penghargaan atas pencapaian dan kontribusi mereka secara rutin.
Tidak lupa pula, tawarkan kompensasi dan benefit yang kompetitif. Lakukan riset pasar untuk memastikan gaji dan benefit yang ditawarkan setara dengan industri dan wilayah. Berikan paket benefit yang menarik, seperti tunjangan kesehatan, asuransi jiwa, program pensiun, dan cuti yang fleksibel.
Menciptakan Budaya Kerja yang Sehat
Jangan lupa untuk menjalin komunikasi yang terbuka dan transparan. Adakan rapat rutin untuk membahas kemajuan perusahaan, tujuan, dan tantangan.
Berikan umpan balik yang konstruktif dan teratur kepada karyawan untuk membantu mereka berkembang. Ciptakan saluran komunikasi yang mudah diakses bagi karyawan untuk menyampaikan pertanyaan dan concerns.
Dengarkan dan tanggapi kebutuhan karyawan. Lakukan survei dan wawancara secara berkala untuk mengetahui kepuasan karyawan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan saran dan masukan untuk meningkatkan perusahaan.
Membuat Jenjang Karir dan Keterlibatan Karyawan
Berikan peluang pengembangan dan karir. Dorong karyawan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan profesional untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Selain itu, berikan juga kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tanggung jawab baru dan menantang diri mereka sendiri. Dukung karyawan yang ingin maju dalam karir mereka dengan menawarkan program mentoring dan coaching.
Bangun rasa memiliki dan loyalitas. Caranya, libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan beri mereka rasa memiliki dalam perusahaan. Rayakan kesuksesan dan pencapaian tim secara bersama-sama. Tawarkan program penghargaan dan pengakuan untuk karyawan yang menunjukkan kinerja luar biasa. Ciptakan budaya perusahaan yang kuat dengan nilai-nilai dan misi yang jelas.
Kesimpulan
Demikian, jadi retensi karyawan adalah aspek penting untuk pertumbuhan dan kemajuan perusahaan. Dengan menerapkan strategi-strategi jitu ini, perusahaan dapat membangun fondasi yang kuat untuk retensi karyawan. Karyawan yang merasa dihargai, didorong, dan dilibatkan akan menjadi aset berharga bagi perusahaan, mendorong kesuksesan jangka panjang dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan dinamis. Semoga bermanfaat!
Categories:
EducationalTags:
Retensi Karyawan