Burnout Adalah: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Burnout adalah sebuah istilah psikologi yang banyak dibicarakan para pekerja. Apakah kamu salah satunya?
Burnout ini bukan cuma sekadar fenomena untuk gaya-gayaan saja. Tapi merupakan keadaan psikologis nyata ketika seorang pekerja merasa kelelahan dengan pekerjaannya. Baik lelah secara emosional, fisik, ataupun mental.
Berdasarkan survey polling pembaca CNN Indonesia, sebanyak 77,3% netizen Indonesia mengaku pernah mengalami burnout karena pekerjaannya. Di sini akan kita bahas tentang apa itu burnout, bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana mengatasinya!
Apa itu Burnout dalam Psikologi?
Melansir dari National Library of Medicine, Burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stres interpersonal yang kronis di tempat kerja.
Tiga dimensi utama dari respons ini adalah kelelahan yang luar biasa, perasaan sinis dan keterpisahan dari pekerjaan, serta perasaan tidak efektif dan kurang berprestasi.
Arti penting dari model tiga dimensi ini adalah bahwa model ini dengan jelas menempatkan pengalaman stres individu dalam konteks sosial dan melibatkan konsepsi seseorang tentang diri sendiri dan orang lain.
Lantas, apa perbedaan stres dan burnout?
Perbedaan utama antara stres dan burnout adalah bahwa stres merupakan respons terhadap ancaman yang dirasakan.
Sebaliknya, burnout adalah keadaan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan atau berlebihan. Meskipun beberapa stres dapat bermanfaat, stres kronis dapat menyebabkan burnout.
Apa Saja Penyebab Burnout?
Penyebab terjadinya burnout bisa berasal dari faktor eksternal dan faktor internal. Berikut ini penjelasannya!
Faktor Internal Burnout
Faktor internal mengacu pada karakteristik setiap orang yang membuatnya lebih rentan terhadap burnout. Berikut beberapa contohnya:
- Perfeksionisme: Memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dan orang lain dapat menimbulkan tekanan dan kekecewaan yang konstan.
- Tidak Bisa Berkata “Tidak”: Kesulitan untuk menolak permintaan orang lain dapat menyebabkan kelebihan beban dan stres.
- Kurangnya Kontrol: Merasa tidak memiliki kendali atas situasi kerja atau kehidupan pribadi dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan frustasi.
- Kurangnya Dukungan Sosial: Kurangnya koneksi yang kuat dengan keluarga, teman, atau kolega dapat membuat individu merasa terisolasi dan kewalahan.
- Sifat Kepribadian Tertentu: Individu yang neurotik, cemas, atau mudah stres mungkin lebih rentan terhadap burnout.
Faktor Eksternal Burnout
Sementara itu, faktor eksternal berdasar pada elemen di luar kendali seseorang yang dapat berkontribusi terhadap burnout. Berikut beberapa contohnya:
- Beban Kerja Berlebihan: Memiliki terlalu banyak pekerjaan atau tenggat waktu yang ketat dapat menyebabkan stres dan kelelahan.
- Kurangnya Pengakuan: Merasa bahwa pekerjaan atau kontribusi tidak dihargai dapat menyebabkan frustasi dan demoralisasi.
- Kurangnya Otonomi: Memiliki sedikit atau tidak sama sekali kendali atas bagaimana pekerjaan dilakukan dapat menyebabkan kebosanan dan kejenuhan.
- Komunikasi yang Buruk: Kurangnya komunikasi yang jelas dan konsisten dari atasan atau kolega dapat menimbulkan kebingungan, frustrasi, dan stres.
- Hubungan Kerja yang Beracun: Bekerja di lingkungan yang penuh permusuhan, intimidasi, atau pelecehan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional.
Baca Juga: Soft Skill: Pengertian, Contoh, dan Cara Penerapannya
Apa yang Dirasakan Ketika Burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang parah, diakibatkan oleh stres berkepanjangan.
Rasanya seperti energi terkuras habis, tidak hanya lelah secara fisik tapi juga kehilangan semangat dan motivasi. Burnout bukan hanya tentang kelelahan, tapi juga perasaan hampa, sinis, tidak berdaya, dan gagal.
Orang yang mengalami burnout mungkin merasa sulit untuk fokus, mudah marah, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang dulu mereka sukai.
Burnout juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, kelelahan kronis, dan gangguan pencernaan.
Jika kamu merasa mengalami gejala burnout, penting untuk segera mencari bantuan. Bicaralah dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pemulihan. Ada banyak cara untuk mengatasi burnout, seperti terapi,manajemen stres, dan perubahan gaya hidup.
Mengenai Fase Burnout
Burnout bagaikan lautan dalam dengan berbagai fase yang menandakan kedalamannya. Memahami fase-fase ini bagaikan memiliki peta untuk mengarahkan diri kamu menuju pemulihan. Apa saja fasenya?
Fase 1: Honeymoon atau Antusiasme Tinggi
Pada fase ini, kamu bagaikan pelaut yang baru memulai pelayarannya, penuh semangat dan antusiasme. Kamu mendedikasikan diri sepenuhnya untuk pekerjaan, sering kali mengabaikan kebutuhan pribadi. Fase ini, meskipun terlihat positif, menjadi awal mula munculnya ketidakseimbangan yang dapat berujung pada burnout.
Fase 2: Onset of Stress
Ibarat ombak yang mulai menerjang, stres mulai terasa pada fase ini. Beban kerja yang tinggi, tuntutan yang tak henti, dan kurangnya istirahat memicu stres kronis. Kamu mungkin merasa mudah lelah, tertekan, dan cemas.
Fase 3: Chronic Stress
Seperti terombang-ambing di lautan badai, kamu mulai merasakan frustasi dan kekecewaan. Semangat kerja menurun,rasa tidak berdaya muncul, dan mereka mempertanyakan kemampuan diri. Kinerja kerja pun mulai menurun.
Fase 4: Burnout
Fase ini bagaikan dihantam badai dahsyat. Kamu mulai merasa sinis terhadap pekerjaan dan orang-orang di sekitarnya. Kamu kehilangan minat dan motivasi, dan bahkan mungkin mengalami depresi.
Fase 5: Burnout Kronis/Habitual
Jika dianalogikan sebagai kapal yang karam, fase kronis dalam burnout adalah kondisi terdalam dan paling parah. Kamu merasa benar-benar terkuras secara fisik, mental, dan emosional. Kamu pun menarik diri dari kehidupan sosial dan pekerjaan, dan bahkan mungkin mengalami gangguan kesehatan yang serius.
Baca Juga: HARD SKILL: Pengertian, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
Cara Mengatasi Burnout
Jangan khawatir, setiap masalah pasti ada solusinya. Burnout adalah sebuah hal yang bisa diatasi, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan jika mengalami burnout.
Mengevaluasi Skala Prioritas
Terlalu banyak hal yang harus dikerjakan memang bisa membuat perasaan yang overwhelmed. Tapi kamu bisa menyiasatinya dengan menyusun to do list berdasarkan prioritas. Kerjakan dulu task yang dirasa paling urgent, dilanjutkan dengan task yang kecil-kecil.
Dengan begitu kamu tidak akan merasa kuwalahan.
Selain itu, membuat evaluasi skala prioritas berarti merenungkan kembali hal-hal apa saja yang memang kamu sukai dan selaras dengan visi kehidupan kamu.
Menjaga Kesehatan dan Cukup Istirahat
Berikan tubuh kamu istirahat yang cukup, setidaknya 7-8 jam per hari. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang bergizi, melakukan olahraga yang teratur.
Dengan menjaga kesehatan fisik bisa meningkatkan energi dan stamina kamu. Hal itu juga bisa mempengaruhi kualitas tidurmu. Serta, ada baiknya jika menyempatkan untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai.
Membuat Batasan yang Jelas
Belajarlah untuk mengatakan “tidak” pada permintaan tambahan atau komitmen yang membebani kamu. Tetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi untuk menghindari kelelahan.
Luangkan waktu bersama orang-orang terkasih dan coba bangun hubungan yang positif. Dukungan sosial dari teman, keluarga, dan pasangan dapat membantu kamu melewati masa-masa sulit dan memberikan dorongan semangat.
Mencari Bantuan Profesional
Coba untuk identifikasi sumber stres dalam hidup kamu dan temukan cara untuk menguranginya. Jika memungkinkan, delegasikan tugas di tempat kerja atau kurangi jam kerja. Latihan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam juga dapat membantu.
Jika kamu merasa kewalahan dan kesulitan mengatasi burnout sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau terapis dapat membantumu untuk memahami akar penyebab burnout dan mengembangkan strategi coping yang efektif.
Penutup
Demikian tentang burnout yang bisa kami bagikan. Ingatlah, kamu tidak sendirian dalam menghadapi burnout. Banyak orang yang mengalaminya dan berhasil pulih.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang kuat, kamu pun pasti dapat melewati badai ini dan menemukan kembali semangat dan kebahagiaan dalam hidup. Sekian dan semoga bermanfaat!
Categories:
EducationalTags:
Burnout